Masalah lingkungan saat ini bukanlah isu kecil pun tak boleh dianggap sebelah mata. Jika terus abai, masalah akan terus bertambah banyak dan semakin sulit dikendalikan. Untuk mengingatkan bahaya akan masalah lingkungan, para aktivis pun semakin gencar menyuarakan kondisi saat ini, termasuk halnya Greta Thunberg.
Munculnya Greta dan seruannya untuk menyelamatkan bumi sempat menyita perhatian masyarakat dunia. Pasalnya, sosok Greta yang saat itu masih berusia 15 tahun berdiri seorang diri di luar Gedung Parlemen Swedia dan membawa papan tulis bertuliskan “School Strike for Climate”.
Gadis kecil itu membolos sekolah untuk berdemo di depan Parlemen Swedia dan menuntut pemerintah untuk melakukan aksi nyata demi lingkungan.
Saat itu, ia berorasi dengan marah. Greta menilai kondisi iklim yang buruk merupakan kesalahan para petinggi dunia yang abai terhadap lingkungan.
“Berani-beraninya Anda. Saya seharusnya tak berada di sini. Saya seharusnya ada di sekolah, di belahan Bumi lain, dan Anda memberikan beban ini pada kami anak muda. Berani-beraninya Anda. Kami akan terus mengawasi Anda,” serunya.
Baca Juga: Inilah Contoh Peneranan Green Lifestyle Dalam Kehidupan Sehari hari
Tentang Greta Thunberg
Greta merupakan anak pertama dari Malena Ernman dan Svante Thunberg. Ibunya, Malena Ernman, adalah seorang penyanyi opera. Kemudian, ayahnya, Svante Thunberg adalah seorang aktor.
Meski darah seni mengalir kental dalam dirinya, alih-alih menekuni seni, Greta justru lebih tertarik dengan isu lingkungan.
Jika ditarik berdasarkan silsilah keluarga, gadis kelahiran 3 Januari 2008 ini sedikit banyak mendapat pengaruh dari garis keturunan ayahnya.
Svante Thunberg merupakan keturunan Svante Arrhenius, salah seorang ilmuwan yang menciptakan model efek rumah kaca yang memperoleh penghargaan Nobel Prize of Chemistry pada tahun 1903.
Isu lingkungan dipelajari Greta seorang diri pada usia 8 tahun. Saat itu, kedua orang tuanya tak terlalu peduli terhadap isu lingkungan.
Namun, Greta Thunberg menyadari bahwa masih sangat sedikit orang-orang yang memulai aksi lingkungan. Oleh karena itu, Greta memulai keseriusannya untuk memperhatikan lingkungan.
Keseriusannya disalurkan dengan menjadi seorang vegan dan meyakinkan keluarganya untuk berhenti mengonsumsi daging.
The Power of Youth
Saat memulai aksinya di Gedung Parlemen Swedia, Greta Thunberg berjuang seorang diri. Namun, saat aksinya tersebar, jutaan pelajar di dunia pun mengikuti jejaknya untuk membahas perubahan iklim dengan serius.
Para pelajar ini juga mengikuti apa yang dilakukan Greta, yaitu berdemo dan menuntut pemerintah lebih peduli terhadap perubahan iklim.
Satu langkah berani Greta menginspirasi anak-anak muda di seluruh penjuru dunia. Atas keberaniannya, pada 2018 Greta menyambangi New York dan menyampaikan pesannya di UN Climate Conference.
Kemudian, 2019 lalu Greta Thunberg dinominasikan menjadi kandidat termuda penghargaan Nobel Peace Prize. Kemudian, di awal 2019, Greta bertemu dengan pemimpin Inggris dan mendorong Uni Eropa untuk berkonsentrasi pada perubahan iklim serta melupakan polemik Brexit.
Selain itu, Greta juga berpidato secara langsung di berbagai negara untuk melanjutkan kampanye perubahan iklim.
Pada tahun 2020 hingga 2021 lalu, kampanyenya tak dapat dilakukan secara langsung karena masalah pandemi. Namun, Greta tak kehabisan akal. Dengan media sosial, ia terus menyuarakan dan melanjutkan kampanyenya tentang perubahan iklim.
Salah satu langkah beraninya yang populer di media sosial adalah gerakan dengan tagar #digitalstrike.
Greta Thunberg merupakan sosok aktivis lingkungan yang telah banyak menginspirasi semua kalangan. Tetap up-to-date dan aktif dalam segala aktivitas untuk menghijaukan lingkungan melalui Instagram AHA Token dan melalui diskusi Telegram.