Bicara sumber energi alternatif, sebenarnya Indonesia memiliki beberapa sumber potensial yang bisa dimanfaatkan untuk ketahanan energi domestik. Salah satunya, dari bioenergi. Apa itu bioenergi? Secara ringkas, bioenergi adalah sumber energi alternatif dari bahan-bahan organik, termasuk makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan.
Bahkan, masyarakat Indonesia maupun dunia sudah terbiasa dengan energi bioenergi tersebut. Misalnya, kayu bakar yang dijadikan sumber bahan bakar untuk memasak. Nah, jika kamu penasaran dengan apa itu bioenergi di era modern, mungkin kamu akan bertanya-tanya apakah energi ini bisa jadi solusi masalah lingkungan serta ketahanan energi? Baca ulasannya di sini ya!
Apa Itu Bioenergi?
Bioenergi adalah sumber energi alternatif yang bisa didapatkan dengan mengolah bahan baku dari tumbuhan, hewan, maupun bahan limbah organik lainnya. Menariknya, bioenergi ini menjadi energi baru terbarukan yang berbeda dengan jenis lainnya. Jika energi tenaga surya, angin, hingga air mengandalkan alam, untuk energi dari bioenergi ini mengandalkan aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Soalnya, bioenergi bisa dihasilkan dari aktivitas seperti perkebunan, peternakan, hingga perhutanan. Salah satu contoh populer dari bioenergi adalah biodiesel yang salah satu campurannya berasal dari crude palm oil (CPO) atau minyak sawit.
Di luar itu, ada beberapa sumber bioenergi lainnya bisa diolah dari berbagai bahan baku limbah organik. Mulai dari kotoran hewan ternak hingga limbah perkebunan, seperti jagung dan sebagainya. Hal itu membuat Indonesia sebagai negara agraris bisa jadi produsen bioenergi yang potensial.
Selain itu, ada beberapa kelebihan dari bioenergi dibandingkan dengan sumber energi ramah lingkungan lainnya, seperti dalam mengolahnya dapat disimpan maupun distribusikan ke tempat lain lewat transportasi. Berbeda dengan energi surya, air, maupun angin yang harus diolah saat itu juga. Hal itu menjadi solusi juga untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga ketahanan energi secara nasional bisa lebih merata dengan pengembangan bioenergi.
Menariknya, penggunaan bioenergi tidak hanya positif untuk lingkungan, tetapi juga ekonomi negara produsen. Soalnya, dengan begitu negara bisa mengurangi impor energi seperti migas. Lalu, penyerapan tenaga kerja untuk produksi bioenergi bisa berimplikasi positif dengan pertumbuhan daya beli serta ekonomi suatu negara.
Baca Juga: Mengenal Sumber Energi Terbarukan Beserta Contohnya
Jenis-jenis Bioenergi
Sebagai sumber energi alternatif, bioenergi dibagi menjadi dua jenis utama, yakni bioenergi konvensional dan modern. Simak informasi selengkapnya!
- Bioenergi Konvensional
Bioenergi konvensional adalah jenis pemanfaatan bioenergi secara sederhana dan sudah dilakukan sejak dulu kala. Bentuk bioenergi konvensional bisa dibilang seperti kayu, limbah organik, atau tulang hewan yang dibakar. Nah, hasil pembakaran limbah-limbah organik itu, orang zaman dulu bisa memanfaatkannya untuk masak dan kebutuhan energi lainnya.
- Bioenergi Modern
Bioenergi modern adalah jenis pemanfaatan bioenergi dengan teknologi canggih. Beberapa contoh bioenergi modern antara lain seperti, biogas, biodiesel, bioetanol, bio syngas, dan pure vegetable oil dan straight vegetable oil (PPO/SVO).
Berbagai jenis bioenergi modern itu punya cara pengolahan dan fungsi masing-masing. Misalnya, biodiesel dan bioetanol dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM dari fosil.
Untuk PPO / SVO lebih dikenal sebagai bahan bakar nabati (BBN) yang digunakan untuk pembangkit listrik. Pemanfaatan BBN untuk pembangkit listrik ada yang sama dengan biodiesel maupun bioethanol, tetapi bisa juga benar-benar murni dari minyak nabati tersebut.
Terakhir, untuk biogas dan bio syngas digunakan untuk alternatif dari kebutuhan gas seperti liquid petroleum gas (LPG).
Prospek dan Tantangan Bioenergi di Indonesia
Indonesia punya peluang besar dalam mengembangkan bioenergi sebagai alternatif sumber energi. Pasalnya, Indonesia adalah produsen sawit terbesar di dunia. Nah, dari sawit itu bisa dikembangkan menjadi biodiesel.
Indonesia pun sudah mulai mengembangkan biodiesel dari takaran B20 hingga menjadi B30 saat ini. Bahkan, ada mimpi besar nantinya bisa produksi biodiesel B100, atau murni dari hasil minyak nabati sawit. Bahkan, langkah Indonesia mengembangkan biodiesel B30 bisa menjadi pelopor dunia. Hal itu bisa terlihat dari Malaysia yang baru mau merilis produk B20 pada akhir 2022.
Keberadaan biodiesel bisa berdampak positif ke Indonesia, selain menciptakan ketahanan energi, mengurangi emisi karbon, hingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari penyerapan minyak sawit lokal secara maksimal hingga bisa mengurangi angka impor migas.
Namun, dari berbagai prospek itu, tetap saja ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia jika ingin mengembangkan biodiesel, yaitu:
- Terbatasnya teknologi
Pertama, teknologi yang memanfaatkan biodiesel maupun bahan bakar nabati masih terbatas. Seperti, ketika pemanfaatan B30 bermasalah dengan truk lama yang perlu penyesuaian suku cadang.
Lalu, PLN juga mengaku pembangkit listrik tenaga dieselnya tidak bisa menggunakan bahan bakar nabati kadar 100%. Namun, baru bisa menggunakan biodiesel B20 dan B30.
- Hanya bergantung pada CPO
Kedua, bioenergi di Indonesia masih bergantung kepada pasokan CPO dari berbagai sumber dengan kualitas beragam. Hasilnya, kualitas bahan bakar yang dihasilkan sering tidak memenuhi standar.
- Adanya tantangan dari luar negeri
Ketiga, tantangan dari pasar internasional terkait isu tata kelola praktik pertanian yang baik. Salah satunya Uni Eropa yang menyoroti hasil CPO hingga biodiesel Indonesia karena dianggap melakukan praktik pertanian yang tidak sesuai standar yang mereka harapkan.
Setelah mengetahui apa itu bioenergi dan bagaimana perkembangannya di Indonesia, kini kamu sudah mendapatkan berbagai informasi terkini tentang upaya pengembangan energi ramah lingkungan ‘kan? Nah, untuk kamu yang ingin mengetahui update terbaru dari aktivitas go green dan token AHA bisa kunjungi Instagram dan Telegram token AHA sekarang!